INDOPOST.CO.ID – Minahasa , Polemik internal di tubuh Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Utara kian panas dan terus bergulir.
Pelaksanaan Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) HIPMI Minahasa beberapa waktu yang lalu disinyalir menyalahi aturan dan menjadi awal “Operasi Politik” yang dilaksanakan untuk meloloskan kepentingan kelompok “Warna Politik” tertentu, karena menghasilkan Ketua Umum yang notabene tidak memenuhi syarat calon Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC), namun disahkan karena “Satu Warna” dengan Ketum (BPD).
Hal ini pun dengan cepat mengeruak dan menyebar ke seluruh kalangan di sulut, salah satunya oleh Theo Alfa Herwanto, SE., MSA yang juga “Mantan” Ketua Bidang BPD HIPMI Sulut dibawah Pimpinan Ketua Umum Nathanael Pepah.
Herwanto menjelaskan bahwa dirinya seharusnya masih pengurus aktif BPD HIPMI Sulut Periode 2022-2025 namun entah kenapa tanpa pemberitahuan dan tanpa sebab tiba-tiba dirinya “dieksekusi” lewat mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) secara sepihak.
Sampai saat ini saya tidak pernah dikontak ataupun diberitahukan terkait status saya yang ternyata telah dieksekusi PAW sepihak oleh Ketum dan kroni-kroninya, mungkin karena saya dianggap tidak “Satu Gerbong” dan tidak menginginkan adanya upaya “Operasi Politik Merah-nisasi” di tubuh HIPMI Sulut, makanya saya dieksekusi dan digembosi seperti ini, terang herwanto.
Di kesempatan ini saya ingin menegaskan bahwa Ketum BPD HIPMI Sulut bersama kroni-kroninya hari ini tidak tahu aturan dan hanya ingin berkuasa dengan jabatan, menggunakan organisasi sebagai kendaraan dalam melanggengkan upaya “Merah-nisasi” di HIPMI Sulut. Hal ini tidak dapat dibenarkan, organisasi ini mati suri selama 2 tahun terakhir tiba-tiba ada PAW, tiba-tiba ada Muscablub, semua dibuat tiba-tiba tanpa rapat dan perencanaan agar upaya-upaya melanggengkan kekuasaan berjalan dengan baik.
Perlu kalian ketahui HIPMI ini adalah organisasi Pengusaha muda yang juga didalamnya melakukan proses kaderisasi anggota yang kesemuanya itu dilandaskan pada aturan, tapi hari ini HIPMI Sulut dibuat menjadi seperti organisasi sayap partai yang hanya mementingkan kepentingan kelompok bahkan partai tertentu bukan kepentingan anggota/kader.
HIPMI Sulut harusnya berjalan dengan aturan yang ada, menjalankan fungsinya sebagai wadah pengusaha muda serta melakukan proses pengkaderisasian anggota, melihat potensi usaha dan membuka jejaring seluas-luasnya serta memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh kader dan anggotanya bukan malah membangun sekte sehingga terlihat seperti bukan HIPMI lagi, melainkan seperti sayap parpol tertentu.
Saya perihatin dengan HIPMI Sulut hari ini, Ketum Natan seakan hilang arah dan tak tahu lagi mau dibawa kemana organisasi ini, banyak kader dan anggota yang punya potensi, iklim investasi yang luar biasa terbuka hari ini harusnya dapat menjadi sarana bagi semua Anggota dan Kader HIPMI Sulut untuk kemudian bisa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder, saya meminta Ketum dan kroni-kroninya untuk bertanggung jawab penuh atas segala kisruh dan kekacauan di HIPMI Sulut saat ini. pungkas herwanto.
(rilis*)